Hari Raya Idul Fitri atau kita sering menyebutnya Lebaran adalah momen yang spesial dan paling ditunggu oleh kaum Muslim dunia, termasuk Indonesia. Momen spesial ini biasanya digunakan untuk bersilaturahmi, berkumpul dengan keluarga. Baik keluarga yang dekat, maupun yang jauh. Juga Bersama teman, tetangga dan para sahabat.
Indonesia dengan beragam suku bangsa dan budayanya memiliki tradisi yang berbeda-beda dalam merayakan lebaran. Di pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah ada tradisi khusus dimana keluarga berkumpul untuk saling memaafkan dan saling mendoakan. Tradisi ini dinamakan sungkeman.
Sungkeman dilakukan setelah menunaikan Shalat Ied. Semua keluarga berkumpul di rumah orang tua. Dimulai dari anak yang paling tua bergantian sampai ke anak ragil, yang paling muda, duduk berhadap-hadapan bersimpuh. Dengan tangan diapit, kepala menunduk nyaris menyentuh pangkuan orang tua, lalu mengucapkan kata maaf dan mohon do’a restu. Setelah itu, sambil mengusap kepala atau pundak, orang tua akan memanjatkan do’a-do’a untuk anaknya.
Tidak hanya kepada orang tua, sungkem juga dilakukan kepada saudara yang lebih tua, caranya pun sama. Bahkan sungkem di hari lebaran juga dilakukan kepada orang-orang tua yang ada di kampung.
Oleh karena itu kami KB Pelangi Insani Jambon, ingin memperkenalkan pada siswa tentang apa dan makna sungkeman. Selain itu juga supaya siswa selalu mengingat bahwa dulu ketika belajar di KB Pelangi Insani pernah melakukan tradisi tersebut.
Ada nilai-nilai positif yang diajarkan melalui tradisi sungkeman. Kedekatan orang tua dengan anak-anaknya itulah yang kami rasakan. Tidak hanya berdekatan secara fisik, tetapi ada semacam keterikatan batin, cinta kasih dan saling menghormati.
Dengan sikap merendah di hadapan orang tua, serta ucapan permohonan maaf dan meminta do’a restu, maka itu berarti diri ini rendah, tidak ada yang patut dibanggakan. Adanya kita, sukses kita di dunia, tidak lepas dari peran orang tua selama ini. Kemudian, do’a yang terucap dari bibir orang tua, akan membuat suasana hati lega, damai dan bahagia. Tak terasa air mata pun bercucuran.
Dan keharuan tersebut bisa muncul di hari ini Rabu, 9 April 2025. Banyak orangtua yang menangis haru, terbawa narasi Ayah Hofur dan backsound “Ibu Aku Rindu” yang diputarkan Bunda Vita. Dan siswa pun, ada yang ikut menangis haru. Semoga itu benar-benar dari hati nurani dan bukan ikut-ikutan menangis.
Semoga kegiatan hari ini menginspirasi teman-teman bunda PAUD yang lain.
Salam hormat kami kru dan staff KB Pelangi Insani ( Bunda Wulan sebagai Kepala Sekolah, beserta guru- guru Ayah Hofur, Bunda Tanti, Bunda Vita, Bunda Pipik Dan Bunda Afi )
Tetap semangat meraih mimpi, dan jangan lupa bahagia.
_ESD Penilik_
0 Komentar